Minggu, 27 Desember 2015

Pengertian Ikhlas




          A.    Ikhlas
1.      Pengertian Ikhlas
Kata ikhlas berasal dari bahasa arab اَخْا صَ- ىُخْلِصُ- اِخْلَا صَا
Yang berarti memurnikan niat hanya semata-mata mencari ridha Allah SWT. Atau semaca-mata  mentaati perintah-Nya. Setiap muslim agar ikhlas dalam mengerjakan apapun. Orang yang beramal secara ikhlas  disebut mukhlis. Hanya amalan yang ikhlaslah amal diterima Allah SWT.
               Artinya: “ katakanlah: sesungguhnya. Sembahyangku, ibadahku, hidupku, dan maiku hanyalah  untuk Allah, Tuhan semesta alam. (QS. Al-An-am:162)
2.      Perintah masuk beramal secara Ikhlas
Orang yang beramal shalih, tetapi tidak dilakukan dengan ikhlass maka amalnya sia-sia, ia akan rugi, karena tidak berpahala.
3.      Bentuk-bentuk (contoh) perilaku Ikhlas
Beramal secara ikhlas berarti beramal mencari ridha Allah semata-mata. Contoh dari beramal ikhlas antara lain:
a.       Hasanahh adalah kelas VII madrasah tsanawiyah. Setiap hari senin, ia melaksanakan tugas piketnya disekolah sehinngga ia datang lebih pagi hari  biasanya  dan tidak menunggu kedatangan temannya. Selama mengerjakan piket ia tidak pernah mengeluh dan tidak mengharapkan pujian dari guru maupun teman-temannya.
b.      Hasan adalah siswa kelas VII ia rajin mengaji. Setelah ia memahami surat Al-Ma’un hatinya terketuk untuk membantu kaum duafa dan anak yatim. Kemudian Hasan menyantuni anak yatim karena semata-mata melaksakan kandungan surat Al-Ma’un.
4.      Dampak positif beramal secara ikhlas
a.       Merasa ada kepuasaan tersendiri dalam batin, karena apa yang dilakukan sesuai dengan kehendak Allah SWT.
b.      Merasa senang karena adanya harapan ridha dari sisi Allah SWT.
c.       Menjaga keikhlasannya, walaupun amalnya tidak dilihat oleh orang lain.
5.      Membiasakan diri beramal secara ikhlas
a.       Melatih diri agar tidak merasa bangga atas perbuatannya dan gila pada ujian.
b.      Tidak merasa kecewa meskipun perbuatannya diremehkan orang lain.
c.       Melatih diri untuk beramal secara sembunyi-sembunyi untuk menghindari dari sifatnya.
d.      Tidak suka memuji perbuatannya.

                  B.     Taat
1.      Pengertian Taat
Kata taat berasal dari bahasa arab طَا عَ- يَطَا عُ- طَوْعًا – طَا عَةً yang berarti tunduk, patuh, dan setia. Adapun taat yang dibicakan dibab ini adalah sikap adalah  sikap tunduk, patuh, dan setia kepada Allah SWT. Dan Rosul-Nya, baik dalam bentuk pelaksanaan perintah maupun untuk meninggalkan larangan-larangan Allah SWT.
2.      Perintah untuk taat kepada Allah dan Rosul-Nya
Taat termasuk perkara yang diwajibkan dalam islam. Allah berfirman sebagai berikut:
hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rosul(Nya), dan ulil amri di antara kamu.....(QS. An-Nisa:59)
Setiap mukmin taat kepada hukum Allah, Rosul, dan ulil amri atau  pemimpin (selama pemimpin tersebut berpegang kepada Allah dan Rosul-Nya)
3.      Bentuk-bentuk (contoh) ketaatan kepada Allah dan Rosul-Nya
a.       Pada suatu hari Ahmad melihat uang temannya yang disipan dalam tasnya, tidak ada seorang pun dalam kelas karena waktu istirahat, maka Ahmad tidak mengambilnya  karena mengetahui bahwa mencuri itu adalah dosa, dan hasil curian tidak menjadi berkah.
b.      Azizah dilamar seorang pemuda tampan, kaya dan aku orang terpandang tetapi non mulim. Sebenarnya hati Azizah mencintainya. Karena Islam  melarang muslimah menikah dengan lelaki non muslim, akhirnya Azizah menolak lamaran tersebut dengan sopan.
4.      Dampak positif ketaatan kepada Allah dan Rosul-Nya
a.       Memperoleh kepuasan batin, karena telah melaksanakan kewajiban.
b.      Memperoleh ridho dari Allah, karena melaksanakan ketaatan.
c.       Memperoleh kemenangan yang besar, karena balasan orang taat kepada Allah surga balasannya. seperti yang dijelaskan pada surat An-Nisa:13
5.      Membiasakan diri taat kepda Allah dan Rosul-Nya
Untuk taat kepada Allah dan Rosul-Nya harus dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari supaya menjadi kebiasaan dan perilaku sorang muslim. Cara membiasakan diri untuk taat antara lain:
a.       Usahakan shalat tapat awal waktu tidak menunda-nunda apabila sesudah tiba waktunya.
b.      Melatih diri untuk disiplin salam segala hal, termasuk belajar dan menyelesaikan tugas sekolah.
c.       Disiplin mentaati tata tertib sekolah.
d.      Selalu melaksanakan taqwa dimana saja berada dan kapan saja.

Sabtu, 26 Desember 2015

akhlak terpuji kepada Allah

AHKLAK TERPUJI KEPADA ALLAH SWT

                  C.     Khauf
1.      Pengertian Khauf
Kata khauf berasal dari bahasa Arab خاف – يخاف – خوفا yang berarti takut. Islam mendidik umatnya untuk memiliki sifat khauf yakni takut akan murka Allah apabila terkena siksaan-Nya. Yang diturunkan Islam bukan sifat takut yang negatif. Seorang muslim merasa takut jika hidupnya tidak mendapat ridho dari Tuhannya.
2.      Perintah untuk Memiliki Khauf
Sebagaimana Firman Allahb yang artinya :
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”.
(QS. Al-A’raf : 56)
Yang dimaksud takut dan penuh harap pada ayat diatas adalah :
a.       Takut akan dilepaskan oleh Allah, sehingga hidupnya jauh dari jalan yang benar dari tuntunan Islam
b.      Takut mendapat siksa karena berbuat maksiat dan melanggar aturan
c.       Hidupnya selalu mengharap bimbingan Allah agar hidupnya berjalan di jalan yang benar
3.      Bentuk-bentuk (contoh) Khauf
Pak Haji Ali tergolong taat beragama, sebagai sosok seorang ayah ia membimbig keluarganya untuk selalu tidak menganggap ringan untuk masalah shalat, anggota keluarganya sangat memperhatikan masalah shalat, anak-anaknya selalu diingatkan sudah shalat apa belum, jika belum segera diperintah untuk melaksanakan. Hal itu dilakukan karena sadar bahwa ia berkewajiban memelihara diri dan keluarganya dari siksa api neraka. Sebagaimana firman Allah :
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim : 6)
4.      Dampak Positif Khauf
Adapun dampak positif khauf, antara lain :
a.       Dapat menjaga kerutinan perbuatan baiknya
b.      Dapat meningkatkan kualitas perbuatan baiknya karena mengharapkan ridha dari Allah SWT
c.       Tidak menganggap ringan dengan dosa meskipun dosa kecil
d.      Tidak merasa bangga dengan amal yang dilakukan
5.      Membiasakan Diri Bersikap Khauf
Agar baisa memiliki rasa khauf kepada Allah, ada hal-hal yang senantiasa perlu diperhatikan, antara lain :
a.       Mengingat dosa yang lalu karena belum tentu diampuni Allah
b.      Melupakan kebaikan yang pernah dilakukan
c.       Mengukur dirinya dengan orang shalih agar bersemangat untuk mengikuti amal baiknya seperti mereka
d.      Tidak terlampau mendambakan gemerlapnya kemewahan hidup di dunia, karena dunia sifatnya sementara sedangkan akhirat adalah kekal
e.       Bersikap hati-hati dalam berusaha agar rizki yang diperoleh halal dan berkah.

                   D.    Tobat
1.      Pengertian Tobat
Kata tobat berasal dari bahasa Arab تاب – يتؤب – تؤبة , yang berarti kembali, menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukan.
Lafal yang semakna dengan hal ini adalah اناب – ينيب – انابة yang berarti kembali kejalan yang benar. Orang yang bertobat berarti berhenti dari perbuatan dosa yang telah dilakukan, kemudian kembali kejalan yang benar.
2.      Hukum Bertobat
Bertobat termasuk diwajibkan dalam agama. Sebagaimana firman Allah yang artinya :
“...dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”. (QS. An-Nur : 31)
Setiap manusia pasti punya dosa, namun Allah Maha Pengampun terhadap hamnba-Nya, masih memberi kesempatan bagi siapa yang mau bertobat dari dosanya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda yang artinya: “Sesungguhnya Allah Yang Maha Muliandan Maha Agung membentangkan tangan-Nya diwaktu malam untuk menerima tobat hamba yang berbuat dosa pada siang harinya, dan membentangkan tangan-Nya diwaktu siang untuk menerima tobat hamba yang pada malam harinya hingga matahari terbit dari tenpat terbenamnya (hari kiamat). (HR. Muslim)
Dari hadits tersebut, kiranya orang yang terlanjur berbuat dosa tidak perlu putus asa, selama ia mau bertobat dengan sungguh-sungguh niscaya Allah akan mengampuninya. Tobat nasuha harus memenuhi syarat, yakni :
a.       Menghentikan dosa yang dilakukan
b.      Menyesali sedalam-dalamnya atas dosa tersebut
c.       Bertekad tidak akan mengulangi perbuatan dosa lagi
d.      Apabila dosa berhubungan dengan orang lain, ia harus minta maaf kepada orang yang bersangkutan.
3.      Bentuk-bentuk (contoh) Perilaku Tobat Kepada Allah
Mendengar cerita dari gurunya Harun teringat sikapnya yang durhaka kepada kedua orang tuanya. Ia sangat menyesal, setelah sampai di rumah ia meminta maaf kepada bapak dan ibunya dan berjanji tidak akan mengulangi lagi. Hari berikutnya Harun bersikap baik kepada bapak dan ibunya.
4.      Dampak Positif Perilaku Bertobat
a.       Bagi Perilakunya Sendiri
1.      Memperoleh semangat dan gairah hidup baru, karena dosanya terampuni oleh Allah SWT.
2.      Dapat memperoleh jalan yang benar lagi
3.      Memperoleh simpati dari masyarakat lagi
b.      Bagi Orang Lain (Termasuk Keluarga)
1.      Mengembalikan nama baik keluarga
2.      Menghilangkan kecemasan keluarga maupun masyarakat, karena tidak akan terjadi kejahatan yang ia lakukan lagi.
5.      Perilaku Membiasakan Diri Bertobat
Dengan bertobat akan tumbuh sikap antara lain :
a.       Tidak memandang remeh terhadap dosa meskipun dosa kecil
b.      Menutup dosanya dengan perbuatan baik
c.       Merasa tidak senang jika ada orang lain berbuat dosa
d.      Bergaul dengan orang yang baik-baik
e.       Akan berhati-hati jika bergaul dengan orang yang buruk perangainya.