Sabtu, 26 Desember 2015

Sifat-Sifat Allah



BAB 2

 SIFAT-SIFAT ALLAH SWT

       A.    SIFAT-SIFAT WAJIB, MUSTAHIL DAN JAIZ ALLAH SWT
Iman kepada Allah merupakan rukun iman yang pertama dan menjadi dasar rukun-rukun iman yang lain. Iman kepada Allah adalah mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT itu ada dan memiliki sifat keagungan, kemuliaan, serta kesempurnaan. Orang yang beriman akan membenarkan dengan seyakin-yakinnya akan ke-Esaan Allah, meyakini bahwa Allah mempunyai sifat-sifat dengan segala sifat kesempurnaan dan tidak memiliki sifat ketidaksempurnaan atau menyerupai dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh makhliknya.
            Perbedaan antara sifat-sifat Allah dengan sifat makhluknya adalah bahwa makna yang dimaksud mengenai sifat Allah berbeda dengan makna sifat itu sendiri bagi sifat sifat makhluk. Misalnya Allah memiliki sifat “Melihat” berbeda dengan melihatnya manusia atau makhluk lainnya. Penglihatan Allah yang tidak ada batasnya dan tidak berkesudahan sedangkan penglihatan manusia sangat terbatas.

SIFAT WAJIB
SIFAT MUSTAHIL
SIFAT JAIZ

Nafsiyah
    1.      Wujud                             
Salbiyah
    1.      Qidam
    2.      Baqa’
    3.      Mukhalafatuhu lil hawadits
    4.      Qiyamuhu binafsihi
    5.      Wahdaniyah
Ma’ani
    1.      Qudrat
    2.      Iradat
    3.      Ilmu
    4.      Hayat
    5.      Sama’
    6.      Basar
    7.      Kalam
Ma’nawiyah
    1.      Qadiran
    2.      Muridan
    3.      ‘aliman
    4.      Hayyan
    5.      Sami’an
    6.      Bashiran
    7.      mutakaliman

    1.   adam
2.      huduts
3.      fana’
4.      mumatsalatuhu lil hawadits
5.      ihtiyajuhu lighairihi
6.      ta’adud
7.      ajzun
8.      karahah
9.      jahlun
10.  mautun
11.  shamamun
12.  ‘umyun
13.  Bukmun
14.  Ajizan
15.  Karihah
16.  Jahilan
17.  Mayyitan
18.  Ashamma
19.  ‘a’ma
20.  Abkam

Fi’lu kulli mumkinin awtarkuhu

Setelah mengamati skema pembagian sifat-sifat Allah tersebut tentunya akan semakin lebih tahu dan faham tentang sifat-sifat bagi Allah SWT

B.     SIFAT WAJIB BAGI ALLAH SWT
1.      Pengertian sifat wajib
Sifat wajib Allah adalah sifat yang harus ada pada zat Allah sebagai kesempurnaan bagi-Nya. Allah adalah Al-Khaliq, zat yang memiliki sifat yang tidak sama dengan sifat yang dimiliki oleh penciptaNya.
Zat Allah tidak bisa dibayangkan bagaimana bentuk, rupa, cirri-cirinya, sifat-sifaNya, dan tidak bisa disamakan dengan sifat-sifat makhlukNya.
Menurut para Ulama ilmu kalam sifat-sifat wajib bagi Allah SWT terdiri atas 20 sifat. Dari 20 sifat itu dikelompokkan menjadi 4 kelompok sebagai berikut:
a.       Sifat nafsiyah, yaitu sifat yang berhuybungan dengan zat Allah SWT.
Sifat ini ada satu yaitu wujud
b.      Sifat Salbiyah, yaitu sifat yang meniadakan adanya sifat sebaliknya, yakni sifat-sifat yang tidak sama, tidak layak dngan kesempurnaan zatNya.
Sifat Salbiyah ini ada lima, yaitu:
·         Qidam
·         Baqa’
·         Mukhalafatuhu lil hawadits
·         Qiyamuhu binafsihi
·         Wahdaniyah
c.       Sifat Ma’ani, yaitu sifat-sifat Abstrak yang wajib ada Allah SWT. yang termasuk sifat Ma’ani ada tujuh, yaitu:
·         Qudrat
·         Iradat
·         Ilmu
·         Hayat
·         Sama’
·         Bashar
·         Kalam
d.      Sifat Ma’nawiyah, yaitu kelaziman dari sifat Ma’ani. Sifat Ma’nawiyah tidak dapat cberdiri sendiri, sebab setiap ada sifat ma’ani tentu ada sifat Ma’nawiyah. Jumlah sifat Ma’nawiyah sama dengan jumlah sifat Ma’ani, yaitu:
·         Qaadiran
·         Muriidan
·         ‘Aliman
·         Hayyan
·         Sami’an
·         Bashiran
·         Mutakaliman
2.      Klasifikasi sifat wajib
Menurut para ahli ilmu kalam sifat-sifat yang wajib dimiliki oleh Allah dan wajib kita ketahui jumlahnya ada 20 sifat. Sifat wajib Allah tersebut dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelompok, yaitu sebagai berikut:
a.       Sifat Nafsiyah
Sifat Nafsiyah ini ada satu, yaitu wujud artinya ada. Maksudnya adanya Allah itu bukan karena ada yang menciptakan, tetapi ada dengan sendirinya. Jadi wujud Allah itu wajib, dan kita wajib meyakininya.
Pada hakekatnya keyakinan terhadap Allah bagi manusia itu sudah terjadi ketika manusia itu sudah terjadi. Ketika manusia itu dilahirkan. Sejak dilahirkan manusia membutuhkan perlindungan atau pertolongan yang sifatnya mutlak. Keccendrungan mencari perlindungan ini disebut “Religius Instict” atau insting keagamaan.
Zat Allah adalah suatu yang ghaib akal manusia tidak mampu memikir dan mencari hakekat zat Allah.
Bukti-bukti adanya Allah antara lain:
·         Hakekat manusia sebagai makhluk yang bertuhan
·         Kejadian alam semesta. Adanya ala mini pasti ada yang mengadakannya yaitu zat yang Maha Pencipta.
·         Adanya nabi dan rasul. Wali dan rasul manusia pilihan yang diutus oleh Allah kepada umatnya. Jadi yang mengutus nabi dan rasul adalah Allah.
·         Kejadian manusia. Lewat kejadian manusia terbukti manusaia diciptakan oleh zat Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT.
b.      Sifat Salbiyah
Sifat-sifat yang harus ada, dan hanya secara mutlak dimiliki oleh Allah sebagai bukti kesempurnaan Allah SWT. Sifat Salbiyah ini ada lima, yaitu:
1.      Qidam artinya dahulu.
Maksudnya bahwa Allah itu terdahulu dan tidak didahulukan oleh sesuatu. Jika Allah itu ada permulaannya, berate ada yang menciptakanNya. Jika Allah itu ada yang menciptakan berarti Allah itu “Huduts” (baru) sama dengan makhluk, hal ini tidak mungkin. Firman Allah
  
3. Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu. (QS al-Hadid: 3)
2.      Baqa’ artinya kekal
Allah tidak mengalami perubahan wujud zatNya sedikitpun, tidak akan seperti yang dialami selainnya, rusak dan hilang. Karena Allah adalah zat yang menciptakan dan memelihara serta mengatur alam dan segala isinya, maka Allah wajib kekal (Abadi) selamanya. Firman Allah:
 @ä. >äóÓx« î7Ï9$yd žwÎ) ¼çmygô_ur 4 ÇÑÑÈ  
Artinya: “tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. (QS. Al Qoshosh : 88)
3.      Mukhalafatuhu lil Hawadits artinya berbeda dengan semua makhluk.
Banyak sudah hasil karya yang telah dicptakan oleh manusia, dari barang yang sederhana sampai barang-barang yang rumit. Misalkan dari alat transportasi yang ditarik kuda, sampai kepada mobil mewah, dari perkakas yang sederhana sampai robot yang dapat dipropaganda dan di perintahkan untuk mengerjakan sesuatu. Semua hasil karya manusia itu tidak ada satu yang menyerupai dengan pembuatnya, yakni manusia.
Dari cotoh diatas, akal sehat kita tentu meyakini bahwa tidak mungkin Allah Yang Maha Pencipta sama dengan makhluk ciptaanNya, baik zatnya maupun sifatNya.
 }§øŠs9 ¾ÏmÎ=÷WÏJx. Öäïx« ( uqèdur ßìŠÏJ¡¡9$# 玍ÅÁt7ø9$# ÇÊÊÈ  
tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan melihat. )QS. Asy syura 11(
4.      Qiyamuhu binafsihi
Artinya berdiri dengan sendirinya. Maksudnya bahwa Allah tidak membutuhkan bantuan apapun dan dari siapapun sebagaimana firman Allah:
QS AL FATHIR 15
Allah adalah zat yang maha pencipta, dan adanya Allah dengan sendiriNya, maka tidak mungkin Allah membutuhkan yang lain karena jika Allah membutuhkan yang lain karena jika Allah membutuhkan yang lain berarti Allah adalah sesuatu yang baru dan akan mengalami kerusakan.
5.      Wahdaniyah artinya Maha Esa
Pernahkah kamu melihat dalam sebuah bus memiliki dua supir?tentu, kalau memang ada terjadi tidak akan menambah semakin lancar dan aman lajunya sebuah bus, malah akan semakin susah, karena pasti masing-masing sopir punya keinginan yang berbeda-beda. Hal ini akan meimbulkan bahaya berupa kecelakaan dalam perjalanan.
Demikian juga dalam alam semesta, tidak mungkin ada dua Tuhan. Sebab jika ada bisa dibayangkan apa yang terjadi jika Tuhan yang satu sudah menciptakan bumi ini bulat, tapi Tuhan yang lain menginginkan bumi segi empat. Tentu akan terjadi malapetakan dahsyat raya ini. Allah berfirman:
QS AL ANBIYA’ 22
Jadi bagi orang yang berakal sehat tentu menerima bahwa Allah itu hanya satu, Maha Esa, baik sifat-sifatnya, zatNya ataupun perbuatannya.
c.       Sifat Ma’ani
Sifat ma’ani ialah sifat wajib Allah SWT. Yang dapat digambarkan oleh akal pikiran manusia dan dapat meyakinkan orang lain karena kebenarannya dapat dibuktikan dengan pancaindra. Sifat wajib Allah SWT. Yang tergolong dalam sifat ma’ani ialah qudrah, iradah, ‘ilmu, hayat, sama’, bashar, dan kalam.
a.       Qudrah
Allah SWT. Bersifat qudrah berati maha kuasa. Mustahil Allah SWT. Bersifat ‘ajzun yang beratilemah atau tidak berdaya.
Kekuasaan Allah SWT. Dapat dibuktikan dengan adanya alam semesta yang masing-masing mempunyai aturan tertentu dan berbeda antar yang satu dan lainnya. Sejak manusia mengenal alam sampai sekarang, semua isi alam berjalan dengan aturan masing-masing, sesuai kekuasaan Allah SWT. Tidak satu pun makhluk yang dapat mengatur alam semesta ini. Allah SWT berfirman sebagai berikut.
QS al an’am 18
b.      Iradah
Allah SWT. Bersifat iradah yang berati berkehendak, mustahil bersifat karahan yang berati dipaksa.sesuatu yang dipaksa berati di bawah kekuasaan yang memaksa dan selalu diatur olehnya. Ini berarti sesuatu yang dipaksa adalah yang lemah, tidak lagi bebas berbuat dan harus mengikuti kehendak yang mengatur. Allah SWT. Adalah zat yang mengatur segala-galanya karena Dialah yang berkuasa dan memiliki alam ini.
Seandainya Allah SWT. Tidak berkehendak, niscaya tidak ada alam semesta ini. Kenyataannya alam ini ada. Dengan demikian, pasti Allah SWT. Bersifat iradah, bukan karahah. Allah SWT. Bersifat iradah, bukan karahah. Allah SWT. Berfirman sebagai berikut.

QS. An nahl 40
c.       ‘ilmu
‘ilmu berati mengetahui segala sesuatu. Lawan katanya adal jahlun yang berati bodoh. Allah SWT. Mengetahui segala sesuatu, baik yang telah, sedang, maupun yang akan terjadi. Allah SWT. Mengetahui segala sesuatu yang ada dalam hati, baik yang rahasia maupun terang-terangan. Jika dibandingkan dengan ilmu. Allah SWT.ilmu manusia tidak lebih dari setitik air di tengah samudra yang meluas. Oleh karena itu, orang yang beriman itu harus senantiasa mencari ilmu dan mengembangkannya kebaikan umat manusia . Allah SWT. Berfirman sebagai berikut.
QS al hujarat 18
d.      Hayat
Hayat berarti hidup, sedangkan kebalikannya adalah mautun yang berati mati. Allah SWT. Adalah zat yang hidup dan mustahil mati. Akan tetapi, sifat hidup Allah SWT. Tidak sama dengan hidup semua makhluk sebab hidup Allah SWT. Iu sempurna dan kekal.
Alam semesta ini pasti pasti diciptakan oleh zat yang hidup. Sesuatu yang mati pasti tidak akan mampu menciptakan sesuatu. Allah SWT. Berfirman sebagai berikut.
QS al furqan 58
e.       Sama’
Sama’ berarti mendengar, sedangkan kebalikannya adalah summun yang berani tuli. Allah SWT. Maha mendengar segala macam bunyi dan suara makhluk, balik yang keras maupun yang pelan. Sebaliknya, Allah SWT. Mustahil bersifat tuli. Oleh karena itu, orang yang beriman tidak akan merasa khawatir doa dan permohonannya tidak bisikan di dalam hati pun Allah SWT. Pasti mendengarnya. Allah SWT. Berfirman sebagai berikut.
QS. Al Baqarah 127
f.       Basar
Basar berarti melihat segala sesuatu, baik yang telah, sedang, maupun yang akan terjadi. Penglihatan Allah SWT. Tidak dibatasi oleh alat dan waktu. Kebalikannya adalah ‘umyun yang berati buta. Apabila Allah SWT. Buta, tentu Dia akan memiliki kekurangan dan sama dengan makhlukNya. Oleh karena itu, mustahil Allah SWT bersifat ‘umyun. Semua makhluk dan benda yang ada di alam ini tidak  bisa lepas dari penglihatan Allah SWT. Allah SWT. Berfirman sebagai berikut.
QS. Al hujarat 18
g.      Kalam
Kalam berati berbicara, sedangkan kebalikannya adalah bukmun yang berati bisu. Karena Allah SWT berbicara. Dia dapat berfirman, memberi janji, dan peringatan yang ditunjukkan kepada makhlukNya. Firman-firmanNya tersusun dengan rapi di dalam kitab suci yang diturunkan kepada rasul-rasulNya . Hal itu menunjukkan bahwa Allah SWT. Tidak mungkin bersifat bisu. Allah SWT berfirman sebagai berikut.
QS An nisa 164
d.      Sifat Ma’nawiyah
Sifat ma’nawiyah ialah sifat-sifat yang berhubungan dengan sifat ma’ani atau merupakan kelanjutan sifat-sifat ma’ani. Dengan kata lain, adanya tujuh sifat ma’ani berarti ada tujuh sifat ma’nawiyah. Ketujuh sifat ma’nawiyah dimaksud adalah sebagai berikut.
a.       Qadiran (Maha Kuasa)
Allah SWT bersifat qadiran yang berarti Dia Maha Kuasa, Allah SWT. Berfirman sebagai berikut.
QS. Al-An’am 37
b.      Muridan (Maha Berkehendak)
Allah SWT bersifat muridan yang berarti Dia Maha Berkehendak. Allah SWT berfirman sebagai berikut.
QS. An-Nisa’ 26
c.       ‘Aliman (Maha Mengetahui)
Allah SWT bersifat “aliman yang berarti Dia Maha Mengetahui. Allah SWT berfirman sebagai berikut.
QS.  Al-Hujurat 16
d.      Hayyan (Maha Hidup)
Allah SWT bersifat hayyan yang berarti Dia Maha Hidup. Allah SWT. Berfirman sebagai berikut.
QS. Al imran 2
e.       Sami’an (Maha Mendengar)
Allah SWT bersifat sami’an yang berarti Dia Maha Mendengar. Allah SWT berfirman sebagai berikut.
QS. An Nisa’ 134
Manusia tidak hanya mengharapkan pahala di dunia, tetapi juga pahala di akhirat. Allah Maha Mendengar permohonan hambaNya walaupun permohonan tersebut hanya dalam hati.
f.       Basiran (Maha Melihat)
Allah SWT bersifat basiran yang berarti Dia Maha Melihat. Allah SWT. Berfirman sebagai berikut.
QS. Al-Isra’ 17
Sesuai dengan dengan sifat keagunganNya, peglihatan Allah SWT mutlak, tidak terbatas yang wujud saja, tetapi juga yang tidak wujud dan yang zahir maupun yang batin.
g.      Mutakaliman (Maha Berbicara)
Allah SWT bersifat mutakalimat yang berarti Dia Maha Berbicara. Allah SWT berfirman sebagai berikut.
QS. At-Taubah 6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar