AHKLAK TERPUJI
KEPADA ALLAH SWT
C.
Khauf
1.
Pengertian
Khauf
Kata
khauf berasal dari bahasa Arab خاف – يخاف – خوفا
yang berarti takut. Islam mendidik umatnya untuk memiliki sifat khauf yakni
takut akan murka Allah apabila terkena siksaan-Nya. Yang diturunkan Islam bukan
sifat takut yang negatif. Seorang muslim merasa takut jika hidupnya tidak
mendapat ridho dari Tuhannya.
2. Perintah untuk Memiliki Khauf
Sebagaimana Firman Allahb yang artinya :
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima)
dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada
orang-orang yang berbuat baik”.
(QS. Al-A’raf : 56)
Yang dimaksud takut dan penuh harap pada ayat diatas adalah :
a. Takut akan dilepaskan oleh Allah, sehingga
hidupnya jauh dari jalan yang benar dari tuntunan Islam
b. Takut mendapat siksa karena berbuat maksiat
dan melanggar aturan
c. Hidupnya selalu mengharap bimbingan Allah
agar hidupnya berjalan di jalan yang benar
3. Bentuk-bentuk (contoh) Khauf
Pak Haji Ali
tergolong taat beragama, sebagai sosok seorang ayah ia membimbig keluarganya
untuk selalu tidak menganggap ringan untuk masalah shalat, anggota keluarganya
sangat memperhatikan masalah shalat, anak-anaknya selalu diingatkan sudah
shalat apa belum, jika belum segera diperintah untuk melaksanakan. Hal itu
dilakukan karena sadar bahwa ia berkewajiban memelihara diri dan keluarganya
dari siksa api neraka. Sebagaimana firman Allah :
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa
yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.” (QS. At-Tahrim : 6)
4. Dampak Positif Khauf
Adapun
dampak positif khauf, antara lain :
a. Dapat menjaga kerutinan perbuatan baiknya
b. Dapat meningkatkan kualitas perbuatan
baiknya karena mengharapkan ridha dari Allah SWT
c. Tidak menganggap ringan dengan dosa
meskipun dosa kecil
d. Tidak merasa bangga dengan amal yang
dilakukan
5. Membiasakan Diri Bersikap Khauf
Agar baisa
memiliki rasa khauf kepada Allah, ada hal-hal yang senantiasa perlu
diperhatikan, antara lain :
a. Mengingat dosa yang lalu karena belum tentu
diampuni Allah
b. Melupakan kebaikan yang pernah dilakukan
c. Mengukur dirinya dengan orang shalih agar
bersemangat untuk mengikuti amal baiknya seperti mereka
d. Tidak terlampau mendambakan gemerlapnya
kemewahan hidup di dunia, karena dunia sifatnya sementara sedangkan akhirat
adalah kekal
e. Bersikap hati-hati dalam berusaha agar
rizki yang diperoleh halal dan berkah.
D.
Tobat
1. Pengertian Tobat
Kata tobat
berasal dari bahasa Arab تاب – يتؤب – تؤبة
, yang berarti kembali, menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukan.
Lafal yang semakna dengan hal ini adalah اناب –
ينيب – انابة yang berarti kembali kejalan yang benar. Orang yang bertobat
berarti berhenti dari perbuatan dosa yang telah dilakukan, kemudian kembali
kejalan yang benar.
2. Hukum Bertobat
Bertobat
termasuk diwajibkan dalam agama. Sebagaimana firman Allah yang artinya :
“...dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang
beriman supaya kamu beruntung”. (QS. An-Nur : 31)
Setiap manusia pasti punya dosa, namun Allah Maha Pengampun terhadap
hamnba-Nya, masih memberi kesempatan bagi siapa yang mau bertobat dari dosanya.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda yang artinya: “Sesungguhnya Allah Yang
Maha Muliandan Maha Agung membentangkan tangan-Nya diwaktu malam untuk menerima
tobat hamba yang berbuat dosa pada siang harinya, dan membentangkan tangan-Nya
diwaktu siang untuk menerima tobat hamba yang pada malam harinya hingga
matahari terbit dari tenpat terbenamnya (hari kiamat). (HR. Muslim)
Dari hadits tersebut, kiranya orang yang terlanjur berbuat dosa tidak
perlu putus asa, selama ia mau bertobat dengan sungguh-sungguh niscaya Allah
akan mengampuninya. Tobat nasuha harus memenuhi syarat, yakni :
a. Menghentikan dosa yang dilakukan
b. Menyesali sedalam-dalamnya atas dosa
tersebut
c. Bertekad tidak akan mengulangi perbuatan
dosa lagi
d. Apabila dosa berhubungan dengan orang lain,
ia harus minta maaf kepada orang yang bersangkutan.
3. Bentuk-bentuk (contoh) Perilaku Tobat
Kepada Allah
Mendengar cerita dari gurunya Harun teringat sikapnya yang durhaka
kepada kedua orang tuanya. Ia sangat menyesal, setelah sampai di rumah ia
meminta maaf kepada bapak dan ibunya dan berjanji tidak akan mengulangi lagi.
Hari berikutnya Harun bersikap baik kepada bapak dan ibunya.
4. Dampak Positif Perilaku Bertobat
a. Bagi Perilakunya Sendiri
1. Memperoleh semangat dan gairah hidup baru,
karena dosanya terampuni oleh Allah SWT.
2. Dapat memperoleh jalan yang benar lagi
3. Memperoleh simpati dari masyarakat lagi
b. Bagi Orang Lain (Termasuk Keluarga)
1. Mengembalikan nama baik keluarga
2. Menghilangkan kecemasan keluarga maupun
masyarakat, karena tidak akan terjadi kejahatan yang ia lakukan lagi.
5. Perilaku Membiasakan Diri Bertobat
Dengan bertobat akan tumbuh sikap antara lain :
a. Tidak memandang remeh terhadap dosa
meskipun dosa kecil
b. Menutup dosanya dengan perbuatan baik
c. Merasa tidak senang jika ada orang lain
berbuat dosa
d. Bergaul dengan orang yang baik-baik
e. Akan berhati-hati jika bergaul dengan orang
yang buruk perangainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar